Sejarah kawah candradimuka yang terdapat di dataran tinggi dieng jawa tengah sebagai tempat di mana dalam cerita pewayangan tokoh legendaris Raden Gatotkaca anak dari pasangan wrekudara dan dewi arimbi yang menceburkan jabang bayi Tetuka di kawah candradimuka
agar memperoleh kekuatan dari para dewa sehingga Raden Gatotkaca memiliki pusaka ontokusuma dan mempunyai kemampuan untuk terbang tanpa sayap ke angkasa dalam rangka menghancurkan bala asura di khayangan .
Bagi masyarakat arti dari nama candradimuka di ambil dari kata yaitu candra : bulan dan muka : wajah dan di ibaratkan melihat bulan hanya satu sisi depannya saja tanpa melihat bulan bagian belakang.
Di area kawah candradimuka tersebut bagi siapa saja yang berkunjung ke kawah itu dapat melihat kepundan dari jarak paling dekat bibir kawah .
Kawah yang terbentuk dari aktifitas gunung api pager kandang mengeluarkan gas solfatara dari rekahan tanah di sekitarnya dan merupakan kawah terunik sekaligus aman untuk di kunjungi.
Wisata alam kawah candradimuka memang sering di lewatkan oleh wisatawan di karenakan kondisi jalan / akses menuju lokasi tersebut memang masih sulit namun, bagi para petualang tempat wisata yang satu ini bisa di lalui dengan berjalan kaki atau trekking dari desa pekasiran dengan durasi 1 jam dari pos masuk objek wisata.
Selain mengunjungi kawah candradimuka kita bisa melanjutkan wisata trekking menuju danau atau telaga tertinggi di dataran tinggi dieng yaitu telaga dringo atau ranukumbolonya dieng plateau. Setelah puas berwisata alam kita juga bisa menyaksikan fenomena alam berupa sumur raksasa yaitu sumur jalatunda.
Lokasi kawah candradimuka bisa di akses ketika baru berkunjung ke kawah sileri melewati desa kepakisan, pekasiran dan di lanjut menuju kawah dengan berjalan kaki atau memakai jasa sewa ojek wisata jalatunda, untuk memudahkan kunjungan wisata bisa menggunakan jasa pemandu lokal dieng agar tujuan wisata anda berjalan nyaman dan aman.