Wisata sejarah peradaban di pegunungan dieng meliputi komplek percandian hindu dan bangunan sementara atau darmasala yang di bangun pada abad ke delapan hingga sekarang masih berdiri kokoh antara lain candi arjuna, Candi Semar , Candi Srikandi, Candi Puntadewa, Candi Sembadra, Candi gatotkaca, Candi Bima, Candi Dwarawati, dan Candi Sentyaki.
Seni bangunan di dataran tinggi dieng tersebut memiliki arsitektur dengan pengaruh bangunan- bangunan di India masing-masing candi di dieng mempunyai ciri khas di setiap bangunan candi
Misal candi arjuna dengan jaladwaranya, candi semar dengan lubang genta ( ventilasi ), candi Srikandi dengan reliaf trimurti ( Dewa Wisnu, Dewa Siwa, dan Dewa Brahma ) , candi puntadewa ( relung arca gaya lokal ), candi sembadra ( tangga masuk dan atap candi ), candi bima ( arca kudhu )
dan pengaruh gaya bangunan candi lain cenderung menunjukkan gaya lokal ( jawa ) dengan dekorasi perpaduan gaya di India
Gaya seni arca atau patung juga memiliki keunikkan tersendiri di banding dengan seni arca di daerah lain. Contoh arca siwa duduk di atas nandi, arca kudhu sebagai profil raja- raja, arca agastya sebagai arca resi tertua, arca siwa trisirah sebagai bentuk pemujaan siwa tertua di dieng dan artefak - artefak lain yang masih dalam kondisi baik sekarang di simpan di Musium Kailasa Dieng.